Laksamana.id | Banyuwangi -
Sebuah kebanggaan tersendiri terpancar dari gelaran Banyuwangi Batik Festival. Para pembawa acara hingga dewan juri tampil kompak mengenakan kain batik tulis eksklusif "Batik Jeruji" yang merupakan hasil karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi, Jumat (17/10) malam.

Kompaknya para tokoh kunci festival mengenakan batik karya para warga binaan Lapas Banyuwangi ini bukan sekadar gaya, tetapi menjadi bukti nyata bahwa produk batik yang dihasilkan di balik tembok Lapas memiliki daya saing dan kualitas yang tidak kalah dengan produk batik lainnya yang beredar di pasaran.

Tidak hanya menghiasi para pembicara dan juri, Batik Jeruji Lapas Banyuwangi juga turut memeriahkan festival tahunan tersebut dengan memiliki stan pameran sendiri. Stan ini menjadi salah satu pusat perhatian pengunjung yang hadir untuk menikmati keindahan batik khas Bumi Blambangan.

Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menjelaskan bahwa dalam pameran ini, Lapas Banyuwangi menampilkan sejumlah batik terbaik hasil karya warga binannya. Motif yang dipamerkan sangat beragam, menampilkan kekayaan budaya lokal, mulai dari Gajah Oling Jeruji, Wayang, Gandrung, hingga Bunga Kopi yang menjadi karakter khas tradisional Banyuwangi.

“Semuanya merupakan batik tulis yang dihasilkan oleh tangan-tangan kreatif warga binaan,” ujarnya.
Keterlibatan Lapas Banyuwangi dalam festival bergengsi ini bukan sekadar mengisi stan pameran. Lebih dari itu, ini menjadi bagian dari edukasi kepada masyarakat luas.“Kami ingin mengenalkan kepada masyarakat bahwa meski berada dalam ruang yang terbatas, warga binaan tetap memiliki kesempatan dan ruang untuk berkarya, berkreasi, dan menghasilkan produk yang bernilai,” ungkap Wayan.
Editor : Yanto