Pekanbaru, 16 Desember 2025 — Kompleksitas tantangan penyakit di Indonesia menuntut sistem pelayanan kesehatan yang responsif, cepat, dan bermutu. Namun, di sisi lain, masih banyak rumah sakit yang belum mampu memanfaatkan investasi teknologi kesehatan secara optimal akibat kurangnya perencanaan yang terintegrasi. Kondisi ini menjadi latar belakang pentingnya transformasi rumah sakit berbasis konsep Smart Hospital.
Sebagai bentuk kontribusi akademik dan profesional dalam menjawab tantangan tersebut, Fakultas Teknologi Kesehatan bekerja sama dengan Perkumpulan Teknik Pelayanan Kesehatan Indonesia (PTPI) menyelenggarakan Webinar Nasional bertajuk “Transformasi Rumah Sakit di Indonesia Menuju Smart Hospital” pada Selasa, 16 Desember 2025, pukul 08.30–10.00 WIB secara daring.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber dari Tim Ahli PTPI, yakni Rino Ferdian Surakusumah, M.Eng., S.H.Eng. dan Moh. Miftakhur Rokhman, M.Kom., S.H.Eng.. Dalam paparannya, Rino Ferdian menjelaskan konsep Sistem Fisik Nyata (SFN) sebagai salah satu pilar utama Smart Hospital, sedangkan Moh. Miftakhur Rokhman membahas Sistem Fisik Maya (SFM) yang berperan sebagai fondasi transformasi digital rumah sakit.
Rino Ferdian menjelaskan bahwa Smart Hospital merupakan fasilitas kesehatan yang dibangun atas empat pilar utama, yaitu Sistem Fisik Nyata, Sistem Fisik Maya, Sistem Manajemen Organisasi, dan Sumber Daya Manusia. Keempat pilar tersebut harus terintegrasi secara menyeluruh agar rumah sakit mampu menerima, mengelola, dan merespons informasi secara efektif untuk mewujudkan layanan medis yang selamat, bermutu, aman, ramah pasien, terjangkau, serta terkendali.Sistem Fisik Nyata mencakup bangunan rumah sakit, sistem kelistrikan, mekanikal dan tata udara, sistem proteksi kebakaran, sistem gas medis, sistem ekologi, hingga perencanaan dan integrasi alat kesehatan yang terkalibrasi serta terkoneksi dengan sistem informasi rumah sakit. Selain itu, bangunan rumah sakit dalam konsep Smart Hospital harus memenuhi aspek keselamatan struktur, kesehatan, kenyamanan, kemudahan akses, efisiensi energi, dan keberlanjutan lingkungan.
Sementara itu, Moh. Miftakhur Rokhman menegaskan bahwa Sistem Fisik Maya merupakan sistem terintegrasi yang menghubungkan perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengumpulkan, mengirimkan, mengolah, mengamankan, dan menyajikan data secara real time, sekaligus mengendalikan Sistem Fisik Nyata. Penerapan SFM dinilai mampu meningkatkan efisiensi operasional, keandalan layanan, keamanan siber, serta mendukung pengambilan keputusan berbasis data dalam manajemen rumah sakit modern.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Teknologi Kesehatan berharap dapat memperluas wawasan sivitas akademika dan praktisi kesehatan terkait ruang lingkup teknologi kesehatan, menjadi inspirasi pengembangan topik penelitian dosen dan mahasiswa, serta memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Webinar ini juga menjadi langkah strategis dalam mendorong sinergi lintas disiplin ilmu guna mendukung transformasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia menuju Smart Hospital yang berkelanjutan.
Editor : Pimred Laksamana.idSumber : fastekes.ikta.ac.id