Laksamana.id // Bandar Lampung — Derap langkah pasukan tradisional yang menggema di Lapangan Saburai, Jumat pagi, membawa ingatan kembali pada semangat juang para pahlawan dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II. Suasana khidmat dan penuh makna itu menjadi pengingat bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya Infanteri, lahir dari rahim rakyat dan berjuang sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Jum,at 19 Desember 2025.
Peringatan Hari Juang Infanteri ke-77 tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Korem 043/Gatam Brigjen TNI Haryantana, S.H. Kegiatan ini menjadi momentum refleksi sejarah sekaligus penguatan nilai-nilai perjuangan, pengabdian, dan kemanunggalan TNI dengan rakyat.
Dalam amanatnya, Brigjen TNI Haryantana mengajak seluruh prajurit Infanteri untuk terus mengokohkan sinergi, soliditas, serta kemanunggalan dengan rakyat sebagai kekuatan utama pertahanan negara. Menurutnya, jati diri Infanteri tidak dapat dipisahkan dari rakyat, sebagaimana sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
“Sejarah telah membuktikan bahwa kekuatan Infanteri terletak pada kebersamaan dengan rakyat. Nilai-nilai itulah yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi prajurit saat ini dan yang akan datang,” tegas Danrem.Salah satu rangkaian upacara yang sarat makna adalah prosesi pembelahan kelapa muda. Simbol tersebut dimaknai sebagai pengingat akan kesucian niat, ketulusan pengabdian, serta keteguhan tekad prajurit Infanteri dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Editor : Yanto