Puskesmas Arjasa Fasilitasi Skrining Kesehatan Jiwa bagi Ibu Hamil di Kepulauan Kangean

Puskesmas Arjasa Fasilitasi Skrining Kesehatan Jiwa bagi Ibu Hamil di Kepulauan Kangean
Puskesmas Arjasa Fasilitasi Skrining Kesehatan Jiwa bagi Ibu Hamil di Kepulauan Kangean

Laksamana.id | Sumenep

Upaya peningkatan layanan kesehatan ibu hamil terus dilakukan oleh tenaga medis di daerah kepulauan. Puskesmas Arjasa, Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean, memfasilitasi kegiatan Pelayanan Kesehatan Bergerak (Yankes Bergerak) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan skrining kesehatan jiwa bagi para ibu hamil, Minggu (19/10/2025).

Kepala Puskesmas Arjasa, dr. Dini Martanti, M.Kes, mengungkapkan bahwa kegiatan ini menyasar 15 ibu hamil yang terindikasi mengalami tekanan psikologis atau gangguan kejiwaan ringan.

“Sebanyak 15 ibu hamil menjalani skrining kesehatan jiwa oleh tim Yankes Bergerak. Pemeriksaan ini dilakukan karena sebagian di antaranya menunjukkan tanda stres yang berpotensi memengaruhi kondisi kehamilan,” jelas dr. Dini.

Ia menambahkan, stres pada ibu hamil harus menjadi perhatian serius karena dapat berpengaruh langsung terhadap perkembangan janin.

“Keseimbangan mental ibu hamil sangat penting. Tingkat stres yang tinggi bisa berdampak pada kesehatan janin, baik secara fisik maupun psikologis,” tambahnya.

Sementara itu, Ridwan, psikolog dari tim Yankes Bergerak, menegaskan bahwa pemeriksaan ini merupakan langkah preventif untuk memastikan kondisi kejiwaan ibu hamil tetap stabil.

“Skrining ini bukan untuk mendiagnosis, melainkan untuk mendeteksi dini apakah ada masalah psikologis yang memerlukan penanganan lanjut melalui konseling,” ujarnya.

Hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil berada dalam kondisi normal, meski satu orang menunjukkan gejala stres yang perlu pendampingan khusus.

“Kami memberikan penyuluhan dan pendekatan agar ibu tersebut lebih tenang dan fokus menjaga kandungannya,” terang Ridwan.

Menurutnya, faktor pemicu gangguan psikologis pada ibu hamil sering kali berasal dari kurangnya dukungan keluarga, tekanan ekonomi, hingga lingkungan sosial yang tidak kondusif.

“Ibu hamil sangat sensitif, maka dukungan dari suami dan keluarga menjadi hal utama. Perhatian dan kasih sayang bisa menjadi terapi emosional yang efektif,” tutupnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental ibu hamil sebagai bagian tak terpisahkan dari kesehatan reproduksi dan kesejahteraan keluarga di wilayah kepulauan.

Editor : Yanto